[FanFict] Lacoste (Part 4)

Hankyung POV…

Aku sengaja mematikan lampu kamarku agar bisa tenang merenungkan kejadian di rumah sakit sewaktu aku menjenguk Eun Min, kejadian yang berhasil membuatku “hancur berantakan”. Perasaanku terasa diaduk-aduk. Emosi, kesedihan, kepalsuan menjadi satu. Setidaknya aku berhasil mengontrol emosi agar tidak menambah keruh suasana.

Everyday I hold out comforting myself “it’ll be alright”
But it makes me afraid little by little
I tell myself to believe in myself, but I don’t
Now I don’t know how longer I can hold out
But wait it’ll come
Although the night is long, the sun comes up

Perasaanku remuk redam. Junhyung membuktikan ucapannya. Aku menjadi berpikir, apakah ini yang disebut karma? Apakah ini yang disebut penyesalan? Air mataku luruh secara perlahan menyadari bahwa Vanie telah berada jauh dari sisiku. Aku tidak bisa lagi memiliki semuanya seperti dulu.

“Hankyung, neol babochorom,”kataku pelan lalu berusaha menutup mata.
Aku segera membuka mata karena ketika aku menutup mataku, bayangan Vanie lengkap dengan senyum segera melintas di pikranku.

“Vanie..”kataku pelan lalu berusaha tersenyum. “Aku akan mengikhlaskan kalau akhirnya Junhyung yang kau pilih,”

Someday after this darkness clear up
I hope the warm sunshine dries these tears
But wait it’ll come
Although the night is long, the sun comes up

End of Hankyung POV…
**

Aku duduk diam di kelas sambil mendengarkan penuturan Chinju. Gadis cantik ini menceritakan kronologis kejadian yang menimpa Eun Min mulai dari awal sampai akhir. Nafasku turun naik mendengarnya. Emosi, itulah yang aku rasakan.

“Tara…” kata Chinju sedih. “Aku tidak akan memaafkan Wookie yang telah melukai Eun Min,”
Aku mengangguk lalu berusaha tersenyum.
“Tara…” kata Chinju lagi lalu mengenggam tanganku. “Apakah kau baik-baik saja?”
Aku lagi-lagi mengangguk dan kembali menampilkan senyuman. “Gwenchana,”
I trust you, dear,”
“Thanks,”
**

Aku berjalan perlahan menuju kamar Eun Min. Aku mendorong pelan pintu depan dan melangkah masuk. Aku melihat Dongwoon sedang duduk di sana.

“Yaa~~ Son Dongwoon,” sapaku sambil meletakkan tas di lantai lalu duduk di seberangnya. “Pulanglah, bersihkan tubuhmu dulu. Kau sungguh berantakan,”

Dongwoon tersenyum lalu menggeleng. “Aku baik-baik saja, Tara, kau tidak perlu khawatir,”
“Baiklah kalau begitu,” kataku tersenyum lalu melihat ke arah Eun Min. “Kau pasti kangen padaku, Eun Min,”
“Tidak,” kata Eun Min menggodaku.
Aku tertawa mendengar celetukannya. “Tidak akan mungkin maling ngaku maling,”
“Yaa~~ Jung Tara.. Neol.. Kau tetap seperti biasa, pabo,”
Aku makin tertawa lebar mendengarnya. “Itulah aku, Park Eun Min,”
“Aku bahagia karena aku memilikimu,”
Me too,”
**

Junhyung POV…
Aku.. Yong Junhyung… terpaksa mengakui kekalahan pada cinta. Aku berubah drastis ketika bertemu dengannya. Aku…tidak bisa lagi bersikap cool dan arogan ketika berhadapan dengannya. Ya, aku, Yong Junhyung, telah jatuh cinta padanya.

Aku melihat ke arah pintu ketika seseorang membukanya. Hankyung, seseorang yang sudah aku sakiti, berjalan masuk dan menyunggingkan sebuah senyuman ke arahku. Mataku mengikuti dirinya.

“Junhyung,” katanya lalu menatapku tajam. “Apakah kau serius mendekati Tara?”
Aku tergagap mendapat pertanyaan seperti itu. Aku diam tanpa kata merespon pertanyaannya.
“Junhyung, sejujurnya, aku sangat tersakiti dengan semua ini, tapi…” katanya lagi lalu menghela nafas panjang dan berusaha tersenyum. “Aku berusaha ikhlas jika kau dan dia saling mencintai,”
“Han…”
“Kalian berdua, sama-sama aku sayang, Junhyung, aku tidak akan mengambil kebahagiaan kalian demi kebahagiaanku,”
“Hankyung…aku…”
“Aku percaya, kau tidak akan menyakitinya. Jangan sampai, kejadian yang pernah menimpanya terulang lagi,” kata Hankyung menepuk pundakku lalu berjalan keluar dari Lacoste’s Castle.

Aku hanya bisa memandang punggungnya dengan diam. Sedikit kelegaan melingkupi perasaan dan hatiku. Lampu hijau dari Hankyung merupakan jalan satu-satunya untuk mendekati Tara.

“Aku akan menjaga sekuat yang aku mampu, Hankyung. Aku berjanji padamu, tidak akan menyakiti Tara,”
End of Junhyung POV…
**

3 minggu kemudian…
Aku terbelalak membaca koran sekolah yang dibawakan Donghae. Headline beritanya mengenai Wookie yang tertangkap polisi karena meniduri seorang gadis belia.
“Apa-apaan ini?” kata Chinju marah. “Mencoreng nama baik sekolah kita,”
Aku menghela nafas lalu mengangguk. “Kenapa Wookie berubah seperti ini?”
“Itu karena kau, pabo,” seru Donghae jenaka.
“Yaa~~ Lee Donghae, apakah kau mau berakhir di pemakaman, ohng?” makiku kesal.

PLETAAAKKK!!! Kepalaku diketok JUnhyung.
“Yaa~~ Jung Tara, hati-hati kalau berbicara,”
“Aduuuhhhh…” kataku meringis sambil mengusap-ngusap kepalaku. “Yong Junhyung, kau sadis sekali, pabo,”

Aku tidak bisa menafsirkan perasaanku padanya. Lihat senyumnya saja jantungku sudah berdegup kencang lebih dari 2 kali kecepatannya. Bagaimana kalau sampai bersentuhan dengannya, kemungkinan besar jantungku bisa meledak.

“Yaa~~ Jung Tara…” kata Junhyung lagi lalu tersenyum. “Saranghae,”
“MWO???” kata Chinju dan Donghae bareng. “Saranghae?”
“Ckckck…” sambung Dongwoon. “Akhirnya kau menyerah dihadapan cinta, Junhyung,”
“Diamlah kalian,” kesal Junhyung lalu manyun.
“Hahahahaha…Akhirnya…seorang Yong Junhyung menyerah… Yaa~~ Yaa~~ sebentar lagi, nama Junhyung bakal jadi headline koran sekolah kita,” celetuk Eun Min.
“Yaa~~ Park Eun Min…”

Aku tersenyum melihat wajah Junhyung yang memerah karena malu. Tanganku tanpa basa basi segera menyentuh dadanya. Degup jantungnya sangat kerasa, jantungnya berdegup kencang.

“Yaa~~” kata Junhyung lalu memegang tanganku dan menatapku tajam. “Apa-apaan kau. Kau yang menjadi penyebab semua ini, jadi kau harus bertanggung jawab,”
“Tenang saja, Yong Junhyung, aku pasti akan bertanggung jawab,” kataku tersenyum lalu mengangguk.

“Camkan,” seru Donghae tiba-tiba lalu mengeluarkan ponselnya. “Hankyung menelepon,”

Kami semua diam dan konsentrasi pada Donghae yang sibuk berbicara dengan Hankyung. Cowok tampan itu kembali ke negaranya karena lulus audisi di salah satu agensi di sana.

“Apa katanya?” seruku penasaran.
“Dia titip salam buatmu. Hankyung sangat kangen padamu, Tara,”
“Mwo?? Cowok China itu malah kangen dengan Tara, ckckckck, dasar.. Apa dia tidak kangen dengan kita?” sungut Dongwoon manyun.
“Yaa~~ Dongwoon.. sekarang dia kangen padaku, pasti besok dan seterusnya dia kangen pada kalian, Lacoste,”
“Tara, kau jangan cemburu ya,” kata Donghae jenaka. “Hankyung dikabarkan lagi dekat dengan salah satu aktris sana, Ling Yuka,”

“Sebentar, Ling Yuka? Ling Ling?” seruku kencang.
“Iiyaa.. Kau kenal dengannya?”
“Tentu saja aku kenal. Ling Yuka itu merupakan tetangga kami dulu. Ahhh..betapa berun..tung..nya…” seruku pelan karena mendapat tatapan tajam Junhyung. “Maksudku, aku sangat beruntung karena Hankyung mendapatkan wanita seperti Ling Yuka,”

“Junhyung, kau janganlah cemburu seperti itu. Memang, Hankyung dulu pernah memiliki Tara, makanya dia kangen pada Tara. Nah sekarang dan seterusnya, kau yang memiliki Tara,” Eun Min berbicara sebijaksana mungkin.
“Hahh???” bingungku.
“Aduuuhhhh… Junhyung, sepertinya kau harus mengajarkan Tara agar dia tidak pabo,” sungut Eun Min lagi.
“Aku akan mengajarkan semuanya pada Tara. Semuanya,”
“Nee~~ Seonsaengnim,” kataku lalu nyengir lebar.
“Kau itu selalu saja berhasil membuat jantungku berdegup kencang,”
“Saranghae,” balasku lalu tersenyum.

::::FIN::::

Leave a comment